Kamis, 19 Desember 2019

Cerpen tentang Kenangan Manis


November Kenangan Manisku





Kehidupan di dunia ini ibarat sebuah panggung sandiwara, Tuhan sutradaranya dan kita manusia punya peran masing-masing. Siapa yang bersungguh-sungguh dalam berjuang maka ia akan berhasil, dan siapa yang enggan untuk berjuang maka bersiap-siaplah untuk tergantikan.

***

 Keadaan kelas dengan suasana yang masih sepi itu, di sebuah ruang bentuk persegi, aku sedang duduk melamun sendirian. Seketika lamunan terpecahkan oleh panggilan salah satu temanku.

“Dewi.. aku punya kabar” diiringi nafas yang masih belum beraturan

“apa git ?”

“jurusan kita mau mengadakan lomba cerdas cermat hlo, dan setiap kelas itu wajib mengirimkan delegasi. Kelas kita siapa ya ? kamu ikutan ya.” Dengan intonasi datar tapi tanpa titik dan koma.

“enggak ah, lagian kelas kita kan banyak yang pandai, biar mereka saja”

“hmm, okelah”

Tak lama kemudian kelas mulai dimasuki mahasiswa, dan ternyata jam kuliah saat itu dosennya berhalangan hadir. Kemudian waktu digunakan untuk membahas terkait perwakilan lomba cerdas cermat perwakilan kelas. Terjadilah beberapa adu pendapat, usulan, dan saling menunjuk temannya untuk mewakili kelas. Dan alhasil dari berbagai perdebatan yang terjadi selama kurang lebih 1 jam itu menghasilkan keputusan, kalau aku menjadi salah satu personil team perwakilan kelas. Awalnya tidak mau, tapi demi kelas daripada mendapat denda karena tidak ada perwakilan akhirnya aku berusaha mengikhlaskan untuk mau.

Awalnya sempat kaget, karena ku kira materi untuk lomba hanya materi satu tahun saja. Tapi ternyata materi dari semester 1 sampai 6, bagaimana mungkin aku bisa mempelajari materi sebanyak itu selama 3 hari ? kemudian dengan modal niat, semangat, dan tekad bismillah ku jalani proses itu, hitung-hitung mencari pengalaman. Sebelum berangkat aku pun melakukan kebiasaan untuk berpamitan dengan orang tua dan diselipkan minta doa, karena kita tidak bisa apa-apa tanpa kekuatan doa dari orang tua kita.

“pak, bu.. berangkat dulu ya, doakan nanti mau ada lomba” sambil mencium tangan Bapak dan Ibu

“iya, jangan lupa berdoa”

Gerimis hari itu berhasil membuat kebanyakan mahasiswa enggan berpindah dari pulau kapuk yang disandingkan dengan selimut hangatnya, namun tidak dengan para pejuang lomba pada hari itu dialah team kami yang terdiri dari  Intan, Chanif, dan aku. H-2 jam kami bertiga satu team masih sibuk belajar mereview materi dosen ketika di kelas. Dan tibalah lomba di mulai.

Lomba itu diikuti oleh 25 kelas yang terdiri dari semester 1 sampai 5, dibagilah ronde pertama yakni soal tertulis. Dan hasilnya tidak disangka kelas kami lolos 6 besar. Kemudian dilanjut ronde ke-dua sesi studi kasus dan pertanyaan rebutan, tidak disangka lagi akhirnya team kelas kami menjadi juara 3. Begitu kagetnya kami, bisa mengalahkan puluhan kelas dimana  pesertanya unggul di kelasnya masing-masing.

Itulah yang dinamakan sebuah  kenangan manis, karena yang tak terduga kadang malah terjadi. Tapi kembali lagi itu semua juga tidak terlepas dari usaha kami dalam team untuk belajar keras sebelum perlombaan dan tidak lepas pula  doa dari orang tua. Yakinlah ketika kita semangat untuk bisa dan mau untuk  mencoba, maka dengan sendirinya keberhasilan akan menghampiri.


Karya : Ratna Dewi (Sekbid SDM 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar