November
Kenangan Manisku
Kehidupan di dunia ini ibarat sebuah
panggung sandiwara, Tuhan sutradaranya dan kita manusia punya peran
masing-masing. Siapa yang bersungguh-sungguh dalam berjuang maka ia akan
berhasil, dan siapa yang enggan untuk berjuang maka bersiap-siaplah untuk
tergantikan.
***
Keadaan kelas dengan suasana
yang masih sepi itu, di sebuah ruang bentuk persegi, aku sedang duduk melamun
sendirian. Seketika lamunan terpecahkan oleh panggilan salah satu temanku.
“Dewi.. aku punya kabar” diiringi nafas yang masih belum beraturan
“apa git ?”
“jurusan kita
mau mengadakan lomba cerdas cermat hlo, dan setiap kelas itu wajib mengirimkan
delegasi. Kelas kita siapa ya ? kamu ikutan ya.” Dengan intonasi datar tapi
tanpa titik dan koma.
“enggak ah, lagian kelas kita kan banyak yang pandai, biar mereka
saja”
“hmm, okelah”
Tak lama kemudian kelas mulai dimasuki mahasiswa, dan ternyata jam
kuliah saat itu dosennya berhalangan hadir. Kemudian waktu digunakan untuk
membahas terkait perwakilan lomba cerdas cermat perwakilan kelas. Terjadilah
beberapa adu pendapat, usulan, dan saling menunjuk temannya untuk mewakili
kelas. Dan alhasil dari berbagai perdebatan yang terjadi selama kurang lebih 1
jam itu menghasilkan keputusan, kalau aku menjadi salah satu personil team
perwakilan kelas. Awalnya tidak mau, tapi demi kelas daripada mendapat denda karena
tidak ada perwakilan akhirnya aku berusaha mengikhlaskan untuk mau.
Awalnya sempat kaget, karena ku kira materi untuk lomba hanya
materi satu tahun saja. Tapi ternyata materi dari semester 1 sampai 6,
bagaimana mungkin aku bisa mempelajari materi sebanyak itu selama 3 hari ?
kemudian dengan modal niat, semangat, dan tekad bismillah ku jalani proses itu,
hitung-hitung mencari pengalaman. Sebelum berangkat aku pun melakukan kebiasaan
untuk berpamitan dengan orang tua dan diselipkan minta doa, karena kita tidak
bisa apa-apa tanpa kekuatan doa dari orang tua kita.
“pak, bu..
berangkat dulu ya, doakan nanti mau ada lomba” sambil mencium tangan Bapak dan
Ibu
“iya, jangan lupa berdoa”
Gerimis hari itu berhasil membuat kebanyakan mahasiswa enggan
berpindah dari pulau kapuk yang disandingkan dengan selimut hangatnya, namun
tidak dengan para pejuang lomba pada hari itu dialah team kami yang terdiri
dari Intan, Chanif, dan aku. H-2 jam
kami bertiga satu team masih sibuk belajar mereview materi dosen ketika di
kelas. Dan tibalah lomba di mulai.
Lomba itu diikuti oleh 25 kelas yang terdiri dari semester 1 sampai
5, dibagilah ronde pertama yakni soal tertulis. Dan hasilnya tidak disangka
kelas kami lolos 6 besar. Kemudian dilanjut ronde ke-dua sesi studi kasus dan
pertanyaan rebutan, tidak disangka lagi akhirnya team kelas kami menjadi juara
3. Begitu kagetnya kami, bisa mengalahkan puluhan kelas dimana pesertanya unggul di kelasnya masing-masing.
Itulah yang dinamakan sebuah
kenangan manis, karena yang tak terduga kadang malah terjadi. Tapi
kembali lagi itu semua juga tidak terlepas dari usaha kami dalam team untuk
belajar keras sebelum perlombaan dan tidak lepas pula doa dari orang tua. Yakinlah ketika kita
semangat untuk bisa dan mau untuk mencoba, maka dengan sendirinya keberhasilan
akan menghampiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar