Teknik
Berbicara
Berbicara bukan suatu tindakan yang mudah untuk dilakukan. Maidar
(dalam Faizah, 2016:11), mengatakan bahwa untuk menjadi pembicara yang baik,
seseorang pembicara selain harus memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah
yang dibicarakan, si pembicara juga harus memperlihatkan keberanian dan
kegairahan. Dan perlu adanya pemahaman lebih mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan berbicara sehingga tujuan dari berbicara tersebut
bisa tersampaikan dengan baik dan sesuai. Faktor-faktor tersebut terbagi
menjadi dua, yaitu faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan. Faktor-faktor
kebahasaan meliputi;
1.
Ketepatan
Ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi
bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat, dapat
mengalihkan perhatian pendengar. Selain itu, kesesuaian tekanan, nada, sendi,
dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. Walaupum masalah
yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan
durasi yang sesuai, akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik.
2.
Pilihan Kata
(Diksi)
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas dan bervariasi serta mudah
dipahami pendengar. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham,
apabila kata-kata yang digunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar.
Pilihan kata yang digunakan harus sesuai dengan apa yang dibicarakan dan dengan
siapa kita berbicara (pendengar).
3.
Ketepatan
Sasaran Pembicara
Pembicara yang mengunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar
menangkap pembicaraannya. Sehingga pembicara harus mampu menyusun kalimat
efektif, kalimat yang menganai sasaran sehingga mampu menimbulkan akibat.
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri keutuhan, perpautan, persatuan
perhatian, dan kehematan. Kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat isi
atau maksud yang disampaikan tergambar lengkap dalam pikiran pendengar, persis
seperti apa yang dimaksud pembicara.
Maidar (dalam Faizah, 2016: 13) , menyatakan bahwa keefektifan
berbicara tidak hanya didukung oleh faktor kebahasaan saja, tetapi juga
ditentukan oleh faktor non kebahasaan. Bahkan, dalam pembicaraan formal, faktor
non kebahasaan ini sangat mempengaruhi keefektifan berbicara. Faktor-faktor
tersebut, yaitu;
1.
Sikap yang
Wajar, Tenang dan Tidak Kaku
Sikap tenang dan tidak kaku dari pembicara akan membuat pendengar
yakin untuk memberikan perhatiannya. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya
pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Dimana sikap
tersebut juga ditentukan oleh situasi, tempat dan penguasaan materi.
Penguasaan materi yang baik akan mampu membantu menghilangkan rasa
gugup. Selain itu, rasa gugup bisa teratasi apabila sudah sering berlatih dan
terbiasa. Maka dari itu sebelum menguasai pendengar, pembicara harus mampu
menguasai dirinya sendiri terlebih dahulu.
2.
Pandangan harus
Diarahkan Kepada Lawan Bicara
Perhatikan kemana arah pandangan pendengar, dengan begitu pembicara
akan tahu pendengar memperhatikan dengan baik atau tidak. Jika tidak, maka
pembicara harus berusaha membuatnya kembali memusatkan perhatiannya. Dengan
begitu antara pembicara dengan pendengar akan saling merasa terlibat dan
diperhatikan.
3.
Kesediaan
Menghargai Pendapat Orang Lain
Dalam menyampaikan isi pembicaraan, hendaknya pembicara memiliki
sikap terbuka dalam arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima
kritik, bersedia mengubah pendapatnya kalau ternyata memang keliru.
4. Gerak-gerik dan
Mimik yang Tepat
Gerak-gerik dan mimik mampu membantu pembicara dalam penyampaian
pesan kepada pendengar, baik sebagai pendukung atau penjelas. Akan tetapi,
gerak-gerik dan mimik akan menjadi gangguan apabila dilakukan secara
berlebihan.
Dalam KBBI, gerak-gerik merupakan berbagai gerak (pada anggota
badan). Mimik merupakan peniruan dengan gerak-gerik anggota badan dan raut muka.
Gerak-gerik dalam berbicara atau berkomunikasi antara lain adalah anggukan dan
gelengan kepala, mengakat tangan, menuding, sikap berdiri, dan sebagainya.
Sedangkan mimik contonhnya seperti tersenyum.
5.
Kenyaringan
Suara
Tingkat kenyaringan disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah
pendengar, atau akustik. Kenyaringan suara harus diatur supaya dapat didengar
oleh semua pendengar dengan jelas.
6.
Kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar
dalam menangkap isi pembicaraannya. Seringkali kita dengar pembicara berbicara
terputus-putus. Bahkan, antara bagian yang terputus itu diselipkan bunyi-bunyi
tertentu yang sangat menganggu penangkapan pendengar, seperti menyelipkan bunyi
ee, oo, aa.
6.
Relevansi/Penalaran
Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Hubungan bagian-bagian kalimat, hubungan
kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.
7. Penguasaan
Topik
Penguasaan topik merupakan salah satu kunci utama keberhasilan
dalam berbicara, dengan penguasaan topik yang baik maka akan menimbulkan
keberanian dan kelancaran.
Pemahaman mengenai faktor-faktor diatas sangat penting sebelum
melakukan kegiatan berbicara. Maka hendaknya pahami dengan baik faktor-faktor
tersebut guna menghasilkan keefektifan berbicara.
Sumber:
Faizah, Umi. 2016. Pengantar Keterampilan Berbicara Berbasis
Coorperative Learning Pair Share: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Media
Perkasa.
(Penulis : Nindy Advianturi PR MEDIA 2019)
(Penulis : Nindy Advianturi PR MEDIA 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar