Rabu, 25 Desember 2019

Teknik Berbicara ala Trainer


Teknik Berbicara 

Berbicara bukan suatu tindakan yang mudah untuk dilakukan. Maidar (dalam Faizah, 2016:11), mengatakan bahwa untuk menjadi pembicara yang baik, seseorang pembicara selain harus memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah yang dibicarakan, si pembicara juga harus memperlihatkan keberanian dan kegairahan. Dan perlu adanya pemahaman lebih mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan berbicara sehingga tujuan dari berbicara tersebut bisa tersampaikan dengan baik dan sesuai. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua, yaitu faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan. Faktor-faktor kebahasaan meliputi;
1.      Ketepatan Ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar. Selain itu, kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. Walaupum masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik.
2.      Pilihan Kata (Diksi)
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas dan bervariasi serta mudah dipahami pendengar. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham, apabila kata-kata yang digunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar. Pilihan kata yang digunakan harus sesuai dengan apa yang dibicarakan dan dengan siapa kita berbicara (pendengar).
3.      Ketepatan Sasaran Pembicara
Pembicara yang mengunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Sehingga pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif, kalimat yang menganai sasaran sehingga mampu menimbulkan akibat.
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri keutuhan, perpautan, persatuan perhatian, dan kehematan. Kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan tergambar lengkap dalam pikiran pendengar, persis seperti apa yang dimaksud pembicara.
Maidar (dalam Faizah, 2016: 13) , menyatakan bahwa keefektifan berbicara tidak hanya didukung oleh faktor kebahasaan saja, tetapi juga ditentukan oleh faktor non kebahasaan. Bahkan, dalam pembicaraan formal, faktor non kebahasaan ini sangat mempengaruhi keefektifan berbicara. Faktor-faktor tersebut, yaitu;
      1.      Sikap yang Wajar, Tenang dan Tidak Kaku
         Sikap tenang dan tidak kaku dari pembicara akan membuat pendengar yakin untuk memberikan perhatiannya. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Dimana sikap tersebut juga ditentukan oleh situasi, tempat dan penguasaan materi. 
Penguasaan materi yang baik akan mampu membantu menghilangkan rasa gugup. Selain itu, rasa gugup bisa teratasi apabila sudah sering berlatih dan terbiasa. Maka dari itu sebelum menguasai pendengar, pembicara harus mampu menguasai dirinya sendiri terlebih dahulu.
      2.      Pandangan harus Diarahkan Kepada Lawan Bicara
            Perhatikan kemana arah pandangan pendengar, dengan begitu pembicara akan tahu pendengar memperhatikan dengan baik atau tidak. Jika tidak, maka pembicara harus berusaha membuatnya kembali memusatkan perhatiannya. Dengan begitu antara pembicara dengan pendengar akan saling merasa terlibat dan diperhatikan.
      3.      Kesediaan Menghargai Pendapat Orang Lain 
                Dalam menyampaikan isi pembicaraan, hendaknya pembicara memiliki sikap terbuka dalam arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik, bersedia mengubah pendapatnya kalau ternyata memang keliru.  
          4.  Gerak-gerik dan Mimik yang Tepat
        Gerak-gerik dan mimik mampu membantu pembicara dalam penyampaian pesan kepada pendengar, baik sebagai pendukung atau penjelas. Akan tetapi, gerak-gerik dan mimik akan menjadi gangguan apabila dilakukan secara berlebihan.
Dalam KBBI, gerak-gerik merupakan berbagai gerak (pada anggota badan). Mimik merupakan peniruan dengan gerak-gerik anggota badan dan raut muka. Gerak-gerik dalam berbicara atau berkomunikasi antara lain adalah anggukan dan gelengan kepala, mengakat tangan, menuding, sikap berdiri, dan sebagainya. Sedangkan mimik contonhnya seperti tersenyum.
      5.      Kenyaringan Suara
        Tingkat kenyaringan disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar, atau akustik. Kenyaringan suara harus diatur supaya dapat didengar oleh semua pendengar dengan jelas.
6.      Kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar dalam menangkap isi pembicaraannya. Seringkali kita dengar pembicara berbicara terputus-putus. Bahkan, antara bagian yang terputus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu yang sangat menganggu penangkapan pendengar, seperti menyelipkan bunyi ee, oo, aa.
6.      Relevansi/Penalaran 
           Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis.  Hubungan bagian-bagian kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.         
     7.    Penguasaan Topik
      Penguasaan topik merupakan salah satu kunci utama keberhasilan dalam berbicara, dengan penguasaan topik yang baik maka akan menimbulkan keberanian dan kelancaran.
Pemahaman mengenai faktor-faktor diatas sangat penting sebelum melakukan kegiatan berbicara. Maka hendaknya pahami dengan baik faktor-faktor tersebut guna menghasilkan keefektifan berbicara.

Sumber: Faizah, Umi. 2016. Pengantar Keterampilan Berbicara Berbasis Coorperative Learning Pair Share: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Media Perkasa.
(Penulis : Nindy Advianturi PR MEDIA 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar